Memahami Perdagangan Antar Kota atau Daerah

Pernahkah Anda mendengar istilah perdagangan antar kota atau daerah ? Jika Anda pernah memerhatikan secara tidak langsung kemasan sebuah produk, contohnya produk sabun, krim pembersih wajah, dan yang lainnya, Anda pasti melihat beberapa nama kota yang memproduksi produk tersebut. Pasti, beberapa produk (yang diproduksi di Indonesia) di buat di kota yang berdeda. Secara tidak langsung hal itu menunjukan keberadaan perdagangan yang dilakukan dengan cara mengirim sebuah produk dari satu kota ke kota lainnya.

Apa yang Dimaksud dengan Perdagangan Antar Kota atau Daerah?

Kita telah tahu sbelumnya, dan sering sekali membahas mengenai perdagangan. Perdagangan itu sendiri diartikan sebagai sebuah kegitan tukar-menukar barang dengan uang berdasarkan keputusan bersama antara pembeli dengan penjual.

Seiring berjalannya waktu, aktivitas seperti ini (perdagangan) mengalami berbagai macam perkembangan. Termasuk dengan adanya perdagangan antar kota dan/atau daerah. Pada dasarnya, perdagangan tersebut merupakan yang dilakukan oleh dua belah pihak (penjual dan pembeli) di daerah atau kota yang bebeda.

Seringkali perdagangan jenis ini disebut perdagangan domestik. Masayarakat yang berperan sebagai pembeli atau pengguna jasa biasanya mendapatkan keuntungan yang lebih dari perdagangan antar kota. Hal ini disebabkan karena biaya yang mereka keluarkan untuk mendapatkan kebutuhan cenderung lebih murah ketimbang membeli sesuatu dari luar negeri. Pada dasarnya, sistem perdagangan seperti ini hampir sama dengan sistem perdagangan antarpulau.

Perdagangan Antar Kota atau Daerah di Indonesia

Di Indonesia, keberadaan perdagangan yang satu ini sudah terjadi sejak zaman kolonialisme Belanda. Perdagangan tersebut terjadi karena tersedianya sumber daya alam yang dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan sebuah produk. Dalam kata lain, perdagangan antardaerah terjadi dikarenakan tidak tersedianya pabrik olahan sumber daya alam di tempat penyedia sumber daya alam.

Begitu pun sebaliknya, tempat berdirinya pabrik tidak dapat menyediakan sumber daya alam untuk memenuhi proses produksi suatu barang. Beberapa jenis komoditas yang dijadikan sebagai bahan perdagangan umumnya merupakan hasil hutan (biasanya berupa kayu, getah, dan rotan), pertanian (biasanya berupa beras, gula/tebu, kopi, dan sebagainya), serta peternakan (biasanya berupa  sapi perah, telur, daging, dan sebagainya).

Karakteristik Perdagangan Antar Kota

Perdagangan antar kota memiliki beberapa kareakteristik, di antaranya:

1. Biaya produksi rendah: Diadakannya perdagangan tersbeut yaitu untuk dapat memproduksi suatu barang dengan biaya yang relative lebih rendah. Selain itu, hal ini dilakukan untuk memberikan kepuasan maksimal berdasarkan harga kepada konsumennya.

2. Menukarkan barang: Hal yang umum dilakukan dari perdagangan antardaerah yakni menukarkan suatu barang dari daerah satu ke daerah lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk pengadaan dalam menyediakan barang jika dalam satu kota tidak tersedia, maka dilakukanlah pertukaran barang.

3. Spesialisasi: Di beberapa daerah tertentu terdapat komoditas yang tidak tersedia di daerah lainnya. Maka dari itu, suatu daerah akan menyalurkan sumber daya alam dan berperan sebagai penyedianya sesuai dengan spesialisasinya. Cotohnya, kota di Kalimantan menjadi penyedia kayu untuk disalurkan ke Jepara sebagai pabrik pembuat kursi ukir.

4. Mengejar laba: Dalam sebuah transaksi atau kegiatan ekonomi lainnya, pastilah hal yang dikejar adalah laba. Begitu pula dengan perdagangan antar kota ini, salah satu karakteristiknya adalah bertujuan untuk mendapatkan laba (keuntungan) yang maksimal.

5. Saling bekerjasama: Antara eedagang dan pembeli di daerah yang berbeda, secara tidak langsung mereka telah memutuskan kerja sama satu dengan yang lainnya.

6. Terfokus pada konsumen atau pembeli: Yang terjadi pad perdagangan antardaerah ini, produsen mencoba dan cenderung memproduksi barang-barang yang disukai konsumen.

7. Kepuasan maksmal: Sistem perdagangan yang satu ini juga bertujuan untuk memebrikan kepuasan secara maksimal melalui pertukaran barang ataupun jasa.